Mengenal Kayu untuk Furniture
10
Feb

Mengenal Kayu untuk Furniture

Untuk mendapatkan kualitas yang terbaik, ada baiknya Anda mengenal kayu untuk furniture beserta finishing-nya sebelum memutuskan akan membeli furnitur tersebut. Pada masa lalu, furnitur terbuat dari kayu utuh tanpa sambungan. Furnitur dari kayu seperti ini akan lebih kokoh karena tebal. Lama-lama persediaan kayu pun menipis, furnitur dari kayu utuh tidak mungkn lagi dibuat. Sebagai gantinya, furnitur dibuat dengan kayu yang disambung sambung. Bila seratnya kurang bagus bisa diberi lapisan di atasnya (misalnya PVC atau veneer).

Saat ini kayu semakin langka sehingga limbah kayu juga dimanfaatkan. Dengan teknologi pengolahan kayu, sisa kayu bisa diolah menjadi kayu lapis (plywood), blockboard, MDF (Medium Density Fiberboard) dan particle board. Saat ini kualitas kayu olahan pun kian membaik.

Berikut informasi plus dan minus beberapa jenis kayu untuk furniture :

Kayu Jati
Kayu Jati merupakan jenis kayu yang berkualitas prima. jenis kayu ini banyak diminati karena memiliki tekstur dan serat yang khas. Bentuk uratnya tegas dan lebar-lebar. Warnanya coklat tua, tetapi pada jati muda warna coklatnya lebih pucat. Saat ini ada beberapa jenis kayu jati yang dibedakan berdasarkan asalnya, seperti jati Jawa Timur, jati Jawa Tengah, jati Jawa Barat. Agar keindahan serat dan urat kayu tetap terlihat alami, finishing-nya bisa menggunakan politur, melamik, atau PU (polyurethane). Karena tampilannya yang khas tersebut, furnitur berbahan jati biasanya bergaya etnik, klasik, dan mewah.

Selain tampilannya yang menarik, kayu jati juga memiliki daya tahan lebih kuat dibanding jenis kayu lainnya. Akan tetapi kayu jati lebih berat dibanding jenis kayu furnitur lainnya. Harganya pun jauh lebih lebih mahal. Bahn baku yang semakin langka menyebabkan harganya terus melambung. Sebagai gambaran, sebuah sofa yang terbuat dari kayu jati dengan finishing melamik, harganya bisa 3-4 kali jika menggunakan bahan jenis kayu sungkai.

Kayu Sungkai
Jenis kayu ini semakin populer penggunannya sebagai alternatif pengganti kayu jati. Memiliki alur urat kayu beraturan, akan tetapi seratnya lebih lunak dibanding jati. Warnanya jauh lebih terang dibanding jati. Harganya pun jauh relatif lebih murah, tetapi masih lebih mahal dibanding kayu nyatoh. Meski seratnya lebih lunak dibanding jati, kayu sungkai cukup baik dan kuat sebagai bahan furnitur dalam ruangan.

Untuk mempertahnkan agar karakter kayu tetap terlihat, finishing kayu sungkai sebaiknya menggunakan bahan transparan, seperti politur, melamik, atau polyurethane.

Kayu Nyatoh
Kayu ini disebut juga sebagai jenis kayu jati muda yang berasal dari Riau. keunggulannya terletak pada day atahan terhadap serangan rayap dan tahan lama. Kayu Nyatoh juga memiliki guratan – guratan serat kayu yang khas. Serat kayunya berwarna coklat muda. Oleh karenanya tak heran jenis kayu ini menjadi pilihan sejumlah produsen furnitur untuk menghasilkan beraneka perabot berkualitas.

Jati Belanda
Kayu ini lebih akrab disebut sebagai kayu peti kemas, karena sering digunakan untuk mengemas barang barang impor. Sebagai bahan furnitur, kayu ini sudah diminati sejak dulu sampai sekarang. Daya tarik utama kayu yang berwarna kuning muda ini terletak pada alur urat dan mata kayunya. Aagar mata kayu tidak merusak penampilan perabot, maka proses penyerutan harus dilakukan secara manual dengan alat serut yang ramping dan tajam.

Kelebihan jati belanda, khusunya bekas bongkaran peti kemas, terletak pada kadar airnya yang sudah rendah, sesuai dengan standar luar negeri. Dampak positifnya, kayu ini tahan terhadap serangan rayap. Selain itu, kayu jati belanda harganya relatif murah dibanding beberapa jenis kayu solid lainnya.

Kayu Lapis (Plywood)
Kayu ini termasuk jenis kayu olahan, terbuat dari lembaran kayu tipis yang direkatkan dengan tekanan tinggi menggunakan perekat khusus. Plywood tersedia dalam beberapa ketebalan : 3mm, 4mm, 9 mm, dan 18 mm. Sedangkan panjang dan lebarnya 240 cm x 120 cm. Oleh karena pywood mempunyai permukaan polos dan tidak memliki serat yang khas, kayu lapis ini diberi pelapis tambahan saat akan digunakan sebagai bahan furnitur. Di pasaran, nama plywood lebih dikenal sebagai tripleks atau multipleks

Blockboard
Blockboard merupakan potongan kayu berbentuk kecil-kecil (sekitar 4-5cm) yang dipadatkan dengan mesin dan diberi pelapis, sehingga menjadi sebuah lembaran menyerupai papan. Blockboard tersedia dalam dua ketebalan, yaitu 15 mm dan 18 mm. Sedangkan panjang dan lebarnya seperti lembaran tripleks, yaitu 240 cm x 120 cm. Bahan ini sekarang banyak diminati untuk lemari atau rak karena harganya yang ekonomis. Satu lembar blockboard tebal 15 mm harganya sekitar Rp. 150.000.

Oleh karena blockboard mempunyai pelapis polos, kayu olahan ini diberi pelapis tambahan saat akan digunakan sebagai bahan furnitur. Misalnya pelapis jati (teak) pada blockboard, menghasilkan kayu yang disebut sebagai teakblock. Selain itu, ada juga blockboard yang diberi pelapis sungkai dan namanya menjadi teakblock lapis sungkai.

Blockboard karena terbuat dari potongan kayu (dan biasanya kayu lunak), bahan ini tidak terlalu kuat dibandingkan kayu lapis/plywood. Tetapi untuk rak pajang, rak buku, atau kitchen set, bahan ini cukup kuat, setidaknya lebih kuat dibandingkan particle board.

Kayu MDF
MDF (Medium Density Fiberboard) merupakan kayu olahan uang dibuat dari bubur kayu yang dicampur dengan bahan kimia tertentu lalu dipadatkan menggunakan media lem. Proses pengeringannya bersuhu hingga 1.800 derajat celcius. Bentuk akhir MDF berupa papan atau lembaran yang siap dipotong sesuai kebutuhan. Seperti untuk tempat tidur, hiasan TV, meja dan lain lain.

Bahan baku MDF diperoleh dari kayu perkebunan (plantation wood), sehingga tidak merusak kayu hutan yang ada. Kayu yang diambil untuk MDF bukan dari jenis yang sering dipaki untuk furnitur seperti jati, ramin, mahoni, dan lainnya. Sehingga terlihat dari nilai ekonomis, MDF lebih terjangkau untuk semua kalangan masyarakat.

Untuk menghasilkan tampilan yang menarik, finishing akhir MDF menggunakan beberapa lapisan, seperti veneer (irisan kayu tipis), PVC (poly vinyl carbonate), paper dan fancy laminated.

Finishing tersedia dalam berbagai tekstur, baik yang menyerupai tekstur kayu alami maupun tekstur lain. MDF memiliki tekstur finishing yang tidak terbatas dan warna yang bervariasi. Furnitur yang memakai bahan MDF biasa dipakai untuk furnitur praktis, seperti dengan sistem knockdown. Sistem ini digunakan hampir di semua industri furnitur dengan perekatan yang menggunakan batang kayu atau plastik kecil (dowel) dan connecting bolt yang membuat produk dapat dibongkar pasang dengan mudah.

Particle Board (PB/Chipboard)
Sama seperti plywood dan blockboard, particle board juga termasuk jenis kayu olahan. Bahn pembuat dan proses pembuatannya juga mirip dengan kayu MDF, bedanya terletak pada bahan baku. PB terbuat dari serbuk kayu kasar yang dicampur bahan kimia tertentu dan dipadatkan menggunakan media lem kemudian dikeringkan dengan suhu tinggi. Bentuk akhir particle board juga berupa papan atau lembaran yang siap dipotong sesuai kebutuhan.

PILIHAN UNTUK FINISHING

Untuk tampilan yang lebih baik, furnitur kayu sebaiknya diberi finishing. Selain memberikan hasil akhir yang bagus, finishing juga berfungsi sebagai pengawet dan pelindung kayu dari kerusakan akibat goresan, air, zat zat kimia, maupun gangguan rayap. Ada beberapapilihan finishing untuk furnitur kayu. Jenis finishing yang dipilih tergantung pada tipe permukaan kayu. Kayu dengan serat bagus sehingga permukannya harus ditampilkan/ditinjolkan, sebaiknya memilih jenis pelapis transparan (clear finish). Sedangkan kayu yang permukannya kurang bagus-sehingga sebaiknya permukaan kayu tidak ditampilkan-bisa menggunakan pelapis non transparan

Berikut adalah kelebihan maupun kekurangan masing masing bahan pelapis

A. Pelapis Transparan (Clear Finish)

No Jenis Pelapis Kelebihan Kekurangan
1 Politur Mudah dilapis ulang bila bosan dengan lapisan yang lama, dapat dipaki untuk eksterior ataupun interior Cepat memudar dan permukaan kayu harus sering dilapis ulang agar dapat terus terlihat bagus
2 NC (Nitrocellulose) Bahan yang ramah lingkungan karena terbuat dari getah pohon Sudahjarang ditemui karena bahannya sudah langka
3 Melamik Permukaan kayu sangat halus karena pori-porinya tertutup dan member kesan mewah Tidak bias untuk furniture eksterior, sulit dilapis ualang, setelah pelapisan furniture akan berbau menyengat
4 PU(Polyeruthane) Merupakan perbaikan dari melamik sehingga tidak berbau Harganya masih mahal dan tukang kayu relative jarang memakainya

B. Pelapis non-Transparan (Opaque Finish)

No Jenis Pelapis Kelebihan Kekurangan
1 Cat Duco Pilihan warnanya banyak dan cocok untuk furniture anak yang kaya warna Harga relative mahal dan bila sudah dicat, serat asli tidak bias dikembalikan lagi
2 Veneer Tampilan bagus dan alami karena memang dari serat kayu asli Harganya mahal, sangat tipis sehingga lem harus bagus agar tahan lama
3 Laminate Variasi motif dan warnanya beragam Teksturnya licin sehingga tidak alami
4 Tacon Bertekstur sehingga tampak lebih alami Lama lama warna dapat pudar dan kekuningan
5 PVC (Polyvinil Carbonate) Lebih awet dan harganya paling murah diantara pelapis lain Penampilannya tidak alami dan bahannya kurang ramah lingkungan